Kerajaan Singasari
Makalah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masuk dan berkembangnya agama
Hindu-Budha di Indonesia sangat besar pengaruhnya dalam bidang pemerintahan.
Bangsa Indonesia mulai mengenal sistem pemerintahan kepala suku. Dalam sistem
kerajaan,seorang raja memerintah secara turun-temurun.
B. Identifikasi Masalah
Dengan
membuat Makalah ini, kami mengangkat sejumlah permasalah seperti berikut ini :
· Sumber Sejarah
· Kehidupan Ekonomi
· Kehidupan Politik
· Kehidupan Sosial
· Kehidupan Budaya
C. Tujuan Pembuatan
Tujuan
pembuatan Makalah ini adalah tidak lain adalah untuk memenuhi salah satu nilai
di mata pelajaran Sejarah serta untuk menambah wawasan dan
pengetahuan dalam perkembangan Kerajaan – Kerajaan Hindu-Budha di Indonesia
terutama “Kerajaan Singasari”
D. Metode Pengumpulan Data
Selama proses pembuatan makalah ini, kami
melaksanakan metode-metode pengumpulan data sebagai berikut :
- Buku Paket untuk SMA kelas X Kurikulum 1994
Suplemen GBPP 1999
- Internet
BAB II
Kerajaan Singasari
Sejarah Kerajaan Singasari berawal dari
daerah Tumapel, yang dikuasai oleh seorang akuwu (bupati). Letaknya di daerah
pegunungan yang subur di wilayah inilah Malang dengan pelabuhannya yang bernama
Pasuruan. Dari daerah inilah Kerajaan singasari berkembang dan bahkan menjadi
sebuah kerajaan besar di Jawa Timur. Perkembangan pesat yang dialami oleh
Kerajaan Skngasari ini setelah berhasil mengalahkan Kerajaan Kediri dalam
pertempuran di dekat Ganter tahun 1222 M.
1. Sumber Sejarah
Sumber-sumber sejarah Singasari berasal dari :
· Kitab Paraton, menceritakan tentang raja-raja
Singasari.
· Kitab Negara Kertagama, berisi silsilah
raja-raja Majapahit yang memiliki hubungan erat dengan raja-raja Singasari.
· Prasasti-prasasti sesudah 1248 M.
· Berita-berita asing (berita Cina), menyatakan
bahwa Kaisar Khubilai Khan (Cina) mengirim pasukannya untuk menyerang Singasari.
· Peninggalan-peninggalan purbakala berupa
bangunan-bangunan candi yang menjadi makam dari raja-raja Singasari seperti,
Candi Kidal, Candi jago, Candi Singasari dan lain-lain.
BAB III
Kehidupan Politik
Kerajaan Singasari yang pernah mengalami
kejayaan dalam perkembangan sejarah Hindu di Indonesia dan bahkan menjadi
cikal-bakal Kerajaan Majapahit, pernah diperintah leh raja-raja sebagai berikut:
Kemenangan Ken
Arok dalam pertempuran di dekat Ganter tahun
1222 M itu membawa keharuman namanya, sehingga akhirnya Ken Arok memutuskan untuk membentuk dinasti yang baru serta membangun Kerajaan yang baru dengan nama Kerajaan Singasari.
1222 M itu membawa keharuman namanya, sehingga akhirnya Ken Arok memutuskan untuk membentuk dinasti yang baru serta membangun Kerajaan yang baru dengan nama Kerajaan Singasari.
Ken Arok
sebagai Raja Singasari pertama bergelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabhumi dan
dinastinya bernama dinasti Girindramawangsa (dinasti keturunan Siwa). Pendirian
dinasti ini bertujuan untuk menghilangkan jejak, tentang siapa sebenarnya Ken
Arok dan mengapa ia berhasil mendirikan Kerajaan. Di samping itu, agar
keturunan-keturunan Ken Arok bila suatu saat menjadi Raja tidak ternoda oleh
perilaku dan tindakan-tindakan kejahatan yang pernah dilakukan oleh Ken Arok.
Raja Ken Arok memerintah antara tahun antara tahun 1222 M. Masa pemerintahan
Ken Arok diiiakhiri secaratragis pada tahun 1227.
Ia mati terbunuh oleh kaki tangan Anusapati,
yang merupakan anak tirinya (anak Ken dedes dari suami pertamanya Tunggul
Ametung).
Dengan
meninggalnya Ken Arok, tahta Kerajaan Singasari langsung dipegang oleh
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahan yang cukup lama itu (12227-1248 M),
Anusapati tidak melakukan pembaharuan–pembaharuan, karena Anusapati telah larut
dengan kegemarannya sendiri , yaitu menyambung ayam.
Peristiwa
kematian Ken Arok akhirnya terbongkar pula dan sampai kepada putra Ken Arok
dengan Ken Umang yang bernama Tohjaya. Tohjaya mengetahui bahwa Anusapati suka
menyambung ayam, sehingga untuk membalas dendam terhadap kematian Ken Arok
tidak mengalami kesulitan kemudian, Anusapati diundang untuk menyambung ayam di
Gedong Jiwa (tempat kediamannya Tohjaya). Saat Anusapati sedang asyik melihat
aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjaya mencabut keris Empu Gandringnya yang
dibawa Anusapati dan Langsung menusukkannya ke punggung Anusapati. Akhirnya,
Anusapati meninggal di tempat sambung ayam.
Dengan meninggalnya Anusapati, tahta kerajaan
dipegang oleh Tohjaya. Tohjaya memerintah Kerajaan Singasari hanya beberapa
bulan saja (1248 M), karena putra Anusapati yang bernama Ranggawuni mengetahui
perihal kematian Anusapati yang dibunuh oleh Tohjaya. Oleh karena itu, Ranggawuni
yang telah dibantu oleh Mahesa Cempaka menuntut hak atas tahta Kerajaan
terhadap Tohjaya. Tetapi Tohjaya mengirim pasukannya untuk menangkap Ranggawuni
dan Mahesa Cempaka. Rencana Tohjaya telah diketahui lebih dulu oleh Ranggawuni
dan Mahesa Cempaka, sehingga keduannya berhasil melarikan diri sebelum pasukan
Tohjaya tiba di tempat kediamannya.
Untuk
menyelidiki tempat persembunyiannya Ranggawuni dan Mahesa Cempaka, Tohjaya
mengirim pasukan Kerajaan di bawah pimpinan Lembu Ampal. Namun, Lembu Ampal
akhirnya menyadari bahwa yang berhak atas taha Kerajaan ternyata adalah
Ranggawuni, maka ini berbalik memihak Ranggawuni dan Mahesa Cempaka.
Ranggawuni yang dibantu oleh Mahesa Cempaka
dan Lembu Ampal berhasil merebut tahta Kerajaan Singasari dari tangan Tohjaya.
Selanjutnya Ranggawuni menduduki tahta Kerajaan Singasari.
Ranggawuni
naik tahta atas Kerajaan Singasari dengan gelar Wisnuwardhana dibantu oleh Mahesa Cempaka dengan
gelar Narasinghamurti. Mereka memerintah bersama Kerajaan Singasari(1248-1268
M). Wisnuwardana sebagai Raja, Narasinghamurti sebagai ratu angabhyaya. Pemerintahan kedua penguasa
tersebut membawa keamanan dan kesejahteraan. Pada tahun 1254 M, Wisnuwardhana
mengangkat putranya sebagai Yuva
raja(raja muda) dengan maksud mempersiapkan putranya yang bernama
Kertanegara menjadi seorang raja besar di Singasari. Setelah Wisnuwardhana
meninggal dunia(dialah satu-satuny yang meninggal tidak terbunuh di Kerajaan
Singasari), tahta kerajaan beralih kepada Kertanegara.
Raja
Kertanegara (1268-1292 M) merupakan raja yang terkemuka dan raja terakhir dari
kerajaan Singasari. Di bawah pemerintahannya, kerajaan Singasari mencapai masa
kejayaan. Stabilisasi kerajan yang di wujudkan pada masa pemerintahan Raja
Wisnuwardha. Disempurnakan lagi dengan tindakan-tindakan yang tegas da berani.
Setelah keadaan Jawa Timur dianggp baik, Raja Kertanegara melangkah keluar
wilayah Jawa Timur untuk mewujudkan cita-cita persatuan seluruh Nusantara di
bawah panji kerajaan Singasari.
Upaya yang
ditempuh Raja Kertanegara dapat dilihat dari pelaksanaan politik dalam negeri
dan luar negeri.
a. Politik Dalam Negeri
Dalam rangka
mewujudkan stabilisasi politik dalam negeri, Raja Kertanegara menempuh jalan
sebagai berikut :
·
Mengadakan
pergeseran pembantu-pembantunya seperti Mahapatih Raganata digantikan oleh Aragani. Raganata
diangkat menjadi adhiyaksa di Tumapel. Juga Banyak Wide yang berasal dari
rakyat biasa diangkat menjadi pegawai tinggi dengan gelar Arya Wirarajaya dan
diangkat menjadi Bupati Sumenep(Madura)
·
Berbuat
baik terhadap lawan-lawan politiknya seperti mengangkat putra Jayakatwang(Raja
kediri) yang bernama Ardharaja menjadi menantunya. Juga Raden Wijaya(cucu
Mahesa Cempaka) sebagai menantunya.
·
Memperkuat
angkatan perang. Raja kertanegara membangun dan memperkuat angkatan perang baik
angkatan darat maupun angktan laut untuk menciptakan keamanan dan ketertian di
dalam negeri, serta untuk mewujudkan persatuan nusantara.
b. Politik Luar Negeri
Sebagai raja besar Raja Kertanegara dalam politik luar negerinya bercita-cita
mempersatukan seluruh nusantara dibawah panji Kerajaan Singasari. Ia berusaha
juga memperkuat pertahanan kerajaan dalam menghdapim serangan kerajaan
Cina-Mongol (Kaisar Khubilai Khan).
Untuk mencapai cita-cita politiknya itu, Raja Kertanegara menempuh cara-cara
sebagai berikut .
·
Mengadakan
ekspedisi pamalayu (1275 dan 1286 M) untuk menguasai Kerajaan Melayu serta
melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya di selat malaka.
·
Menguasai
Bali(1284 M).
·
Menguasai
Jawa Barat(1289 M).
·
Menguasai
pahang(malaya) dan Tanjung Pura (Kalimantan).
Garis pahang- Tanjung pura mempunyai 3 fungsi. Pertama untuk menguasai
lalu-lintas pelayaran-perdagangan di laut Cina Selatan. Kedua, untuk pertahanan
terdepan dalam menghadapi seranga Cina-Mongol. Ketiga, untuk mengepung wilayah
kekuasaan Sriwijya.
Disamping hal-hal tersebut di atas, Raja Kertanrgara menjalin persekutuan
dengan Kerajaan Campa. Kerjasama ini diiikat melaui perkawinan adik Raja
Kertanegara yang bernama Putri Tapasi dengan Raja Campa.
Walaupun menempuh segala upaya, pasukan Cina-Mongol berhasil menerobos
pertahanan-pertahanan Kerajaan Singasari dan mendarat di pulau jawa. Tetapi
sebelum pasukan Cina-Mongol tiba, aja ertanegara telah meninggal akibat
serangan Raja Jayakatwang dari Raja Kediri.
BAB IV
Kehidupan Sosial
Ketika Ken Arok menjadi akuwu di Tumapel, ia berusaha meningkatkan kehidupan
masyarakatnya. Kehidupan masyarakat menjadi lebih terjamin. Terjaminnya
kehidupan sosial masyarakat Tumapel ini mengakibatkan bergabungnya
daerah-daerah yang terletak di sekitar daerah Tumapel. Keadaan seperti ini
mengakibatkan kaum Brahmana kediri yang menentang Raja Kertajaya melarikan diri
ke Tumapel dan meminta perlindungan kepada Ken Arok. Perhatian Ken Arok kepada
segi-segi kehidupan sosial masyarakatnya sangat besar, sehinga rakyatnya dapat
hidup dengan aman dan mencapai tingkat kesejahteraan.
Namun, setelah pemerintah Anusapati, kehidupan sosial masyarakat kurang
mendapat perhatian, karena Anusapati larut dengan kegemarannya sendiri, yaitu
menyambung ayam. Barulah pada masa pemerintahan Wisnuwardhana, kehidupan sosial
masyarakat Kerajaan Singasari mulai diatur rapi. Ha-hak rakyat dipulihkan
kembali. Raktyat dapat hidup tentram dan damai. Keadaaan tersebut juga terjadi
pada masa pemerintaha Raja Kertanegara. Raja Kertanegara berusaha untuk
menstabilkan keadaan di dalam negeri Kerajaan Singasari denga menigkatkan taraf
kehidupan masyarakatnya, sebelum melancarkan politik luar negerinya untuk
mencapai cita-cita persatuan nusantara.
BAB IV
Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi semenjak berdirinya Kerajaan Singasari tidak jelas diketahui.
Akan tetapi, mengingat Kerajaan Singasari bepusat di Jawa Timur, yaitu di tepi
sungai Brantas, kemungkian masalah perekonomiannya tidak jauh berbeda dari
kerajaan terdahulunya, yaitu secara langsung maupun tidak langsung
rakyatnya pun ikut ambil bagian dalam dunia pelayaran. Keadaan
ini juga didukung oleh hasil-hasil bumi yang sangat besar hasilnya bagi rakyat
Jawa Timur.
Raja Kertanegara berusaha menguasai jalur perdagangan di selat malaka.
Penguasaan jalur pelayaran perdagangan atas selat malaka itu, bertujuan untuk
membangun dan mengembangkan aktifitas perekonomian kerajaannya. Denga kata
lain, Raja Ketanegara berusaha untuk menarik perhatian para pedagang untuk
melakukan kegiatannya di wilayah erajaan Singasari.
BAB V
Kehidupan Budaya
Gambaran perkembangan kebudayaan sejak berdirinya kerajaan Singasari terlihat
dari ditemukannya peninggalan berupa candi-candi dan patung-patung yang
dibangun dari zaman kekusasaan Kerajaan Singasari, diantaranya candi Kidal,
candi Jago, dan candi Singasari. Sedangkan patung-patung yang berhasil
ditemukan adalah patung Ken Dedes sebagai Dewi Prajnaparamita lambang kesempurnaan
ilmu, patung Kertanegara dalam wujud patung Joko Dook yang ditemukan dekat
Surabaya, dan patung Amoghapasa juga merupakan perwujudan Raa Kertanegara yang
dikirim ke Dharmacraya ibukota Kerajaan Melayu(patung Amoghapasa dapat dilihat
dari musem Nasional atau Museum Gajah Jakarta).
Kedua perwujudan patung Raja Kertanegara baik patung Joko Dolok maupun patung
Amoghapasa menyatakan bahwa Raja Kertanegara menganut agama Budha beraliran
Tantrayana(Tantriisme).
Comments
Post a Comment