Pemahaman Filsafat
FILSAFAT
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yang berusaha meraih kebenaran
yang asli dan murni. Jika dilihat kata-kata diatas yang digaris
bawahi dapat diartikan bahwa, ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi
kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan
rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup
pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya. ilmu
bukan sekedar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan
berdasarkan teori -teori
yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui
dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk
karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang
dimilikinya.
Kebenaran
yang asli adalah keadaan (hal dsb) yang cocok dengan keadaan (hal) yang
sesungguhnya atau hal (keadaan, peristiwa) yang merupakan kenyataan, sesuatu yg
benar-benar ada atau terjadi dan tidak diragukan. Murni adalah sesuatu
yang tidak bercampur dengan unsur lain atau asli.
Empat hal yang melahirkan filsafat
Pada dasarnya ada empat hal yang
merangsang manusia untuk berfilsafat, yaitu ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat
bertanya, dan keraguan.
Menurut
Aristoteles ketakjuban dianggap sebagai salah satu asal muasal filsafat. Pada
awalnya manusia merasa takjub terhadap hal-hal yang ada disekitarnya,
lama-kelamaan ketakjubannya semakin terarah kepada hal-hal yang lebih luas dan
besar, seperti perubahan dan peredaran bulan, matahari, bintang-bintang, asal
mula alam semesta, dan seterusnya. Ketakjuban macam ini hakikatnya hanya
mungkin dirasakan dan dimiliki oleh mahluk yang selain memiliki perasaan juga
mempunyai akal budi (rasio).
Berbagai
macam mitos dan mistis tersebut berupaya menjelaskan tentang asal mula dan
peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam alam semesta, yang terjadi dalam
kehidupan manusia sehari-hari. Sayangnya, ternyata penjelasan-penjelasan yang
berasal dari mitos dan mistis tersebut makin lama makin tidak memuaskan
manusia. Ketidakpuasan itu pada nantinya mendorong manusia untuk terus menerus
mencari penjelasan dan keterangan yang lebih meyakinkan bagi dirinya, dan yang
lebih akurat.
Dilandasi
oleh perasaan ketidakpuasan tadi dan upaya mencari penjelasan dan keterangan
yang lebih pasti cepat atau lambat akan mengantarkan manusia tersebut kepada
pemikiran yang rasional. Konsekuensinya adalah akal budi akan semakin berperan,
dan justru semakin menggeser peran mitos dan mistis dalam kehidupan manusia.
Pada saat rasio telah menghapus peran mitos dan mistis tadi, maka manusia telah
mencapai level berfilsafat.
Ketakjuban
manusia telah melahirkan pertanyaan-pertanyaan, dan ketidakpuasan manusia
membuat pertanyaan-pertanyaan itu tidak kunjung habisnya. Dengan bekal hasrat
bertanya maka kehidupan manusia serta pengetahuan semakin berkembang dan maju.
Hasrat bertanyalah yang mendorong manusia untuk melakukan pengamatan,
penelitian, serta penyelidikan. Ketiga hal tersebut yang menghasilkan pelbagai
penemuan baru yang semakin memperkaya manusia dengan pengetahuan baru yang
terus bertambah.
Manusia
sendiri ketika mempertanyakan segala sesuatu dengan maksud untuk memperoleh
kejelasan dan keterangan mengenai hal yang dipertanyakan tersebut, itu berarti
dia sedang mengalami keraguan. Keraguan ini dilandasi bahwa sesuatu yang
dipertanyakan tersebut belum terang dan belum jelas. Karena itu manusia perlu
dan harus bertanya. Manusia bertanya karena masih meragukan kejelasan dan
kebenaran dari apa yang telah diketahuinya. Jadi, dapat kita lihat bahwa
keraguanlah yang ikut serta mendorong manusia untuk bertanya dan terus
bertanya, yang kemudian menggiring manusia untuk berfilsafat. Dengan terus
menerus memiliki hasrat bertanya maka filsafat itu akan tetap ada, dan akan
terus ada. Filsafat akan berhenti pada saat manusia telah berhenti
mempertanyakan segala sesuatu.
Filsafat
Menurut Beberapa Para Ahli
- Al Farabi
Filsafat
adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana hakikat yang
sebenarnya.
- Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat
tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada.
- Aristoteles ( (384 – 322 SM)
Bahwa
kewajiban filsafat adalah menyelidiki sebab dan asas segala benda. Dengan
demikian filsafat bersifat ilmu umum sekali. Tugas penyelidikan tentang sebab
telah dibagi sekarang oleh filsafat dengan ilmu.
- Johann Gotlich Fickte (1762-1814 )
Filsafat
sebagai Wissenschaftslehre (ilmu dari ilmu-ilmu , yakni ilmu umum, yang jadi
dasar segala ilmu. Ilmu membicarakan sesuatu bidang atau jenis kenyataan.
Filsafat memperkatakan seluruh bidang dan seluruh jenis ilmu mencari kebenaran
dari seluruh kenyataan.
- Paul Nartorp (1854 – 1924 )
Filsafat
sebagai Grunwissenschat (ilmu dasar hendak menentukan kesatuan pengetahuan
manusia dengan menunjukan dasar akhir yang sama, yang memikul sekaliannya .
- Notonegoro
Filsafat
menelaah hal-hal yang dijadikan objeknya dari sudut intinya yang mutlak, yang
tetap tidak berubah , yang disebut hakekat.
- Sidi Gazalba
Berfilsafat
ialah mencari kebenaran dari kebenaran untuk kebenaran , tentang segala sesuatu
yang di masalahkan, dengan berfikir radikal, sistematik dan universal.
- Harold H. Titus (1979 )
Filsafat
adalah sekumpulan sikap dan kepecayaan terhadap kehidupan dan alam yang
biasanya diterima secara tidak kritis. Filsafat adalah suatu proses kritik atau
pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang dijunjung tinggi;
- Mr.Mumahamd Yamin
Filsafat
ialah pemusatan pikiran,
sehingga manusia menemui kepribadiannya seraya didalam kepribadiannya itu
dialamiya kesungguhan.
- Prof.Dr.Ismaun, M.Pd.
Filsafat
ialah usaha pemikiran dan renungan manusia dengan akal dan
qalbunya secara sungguh-sungguh , yakni secara kritis sistematis,
fundamentalis, universal, integral dan radikal untuk mencapai dan menemukan
kebenaran yang hakiki (pengetahuan, dan kearifan atau kebenaran yang sejati.
- Bertrand Russel
Filsafat
adalah sesuatu yang berada di tengah-tengah antara teologi dan sains.
Sebagaimana teologi , filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai
masalah-masalah yang pengetahuan definitif tentangnya, sampai sebegitu jauh,
tidak bisa dipastikan;namun, seperti sains, filsafat lebih menarik perhatian
akal manusia daripada otoritas tradisi maupun otoritas wahyu.
Comments
Post a Comment